10 Poin Penting Yang Harus Dipahami Pekerja Tentang Perencanaan Tanggap Darurat

10 Poin Penting Yang Harus Dipahami Pekerja Tentang Perencanaan Tanggap Darurat

10 Poin Penting Yang Harus Dipahami Pekerja Tentang Perencanaan Tanggap Darurat

Setiap industri dengan lingkungan kerja yang kompleks tentunya tidak dapat terhindarkan dari segala bentuk risiko bahaya, baik disebabkan bencana alam atau kegiatan manusia. Hal ini dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan, terganggunya kestabilan keamanan, keselamatan, dan kesehatan kerja.

Kondisi inilah yang pada akhirnya akan berdampak pada munculnya situasi yang tidak normal (keadaan darurat). Untuk itu, dalam rangka meminimalisasi kerugian, baik materi maupun nonmateri, maka diperlukan adanya langkah pencegahan dan pengendalian bahaya. Salah satunya dengan membuat perencanaan tanggap darurat. Sistem konkret ini merupakan bentuk persiapan awal dalam rangka menghadapi keadaan darurat.

Perusahaan harus memiliki prosedur untuk menghadapi keadaan darurat atau bencana, yang diuji secara berkala untuk mengetahui keandalan pada saat kejadian yang sebenarnya. PERMENAKER No. PER. 05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Persiapan keadaan darurat merupakan tanggung jawab semua tenaga kerja. Perencanaan dan persiapan keadaan darurat, tidak bisa terlepas dari peran manajemen puncak dalam perencanaan dan penetapan kebijakan dan komitmen tinggi dalam mencegah dan menanggulangi keadaan darurat. Dengan membuat perencanaan tanggap darurat, maka secara tidak langsung perusahaan telah terlibat aktif dan peduli pada terciptanya stabilitas keamanan dan keselamatan kerja perusahaan.

10 Poin Penting Tentang Perencanaan Tanggap Darurat

1. Apa yang dimaksud dengan keadaan darurat?

Sumber: wkmi.com

Keadaan darurat adalah kejadian atau insiden tidak terduga atau tidak direncanakan yang berakibat membahayakan manusia; mengganggu kelancaran operasi; atau mengakibatkan kerusakan fisik atau lingkungan, yang harus dicegah dan ditanggulangi secara cepat dan tepat agar akibat yang ditimbulkannya dapat ditekan sekecil mungkin. Contoh keadaan darurat meliputi:

  • Bencana alam (banjir, gempa bumi, badai, gunung meletus, dll.)
  • Kebakaran
  • Kebocoran gas beracun
  • Tumpahan bahan kimia
  • Ledakan pada tangki, bin, silo, dll.
  • Gangguan keamanan sipil (ancaman bom, perampokan, demonstrasi, huru-hara)
  • Kekerasan di tempat kerja yang menimbulkan cedera fisik dan trauma
  • Kecelakaan/ keracunan massal.

2. Bagaimana cara melindungi diri sendiri, karyawan dan kegiatan bisnis saat terjadi keadaan darurat?

Cara terbaik adalah dengan membuat perencanaan tanggap darurat sebagai langkah persiapan dan penanggulangan keadaan darurat. Hanya sedikit orang yang dapat berpikir secara jernih dan logis saat keadaan darurat terjadi, maka sangat penting bagi manajemen dan seluruh pekerja untuk merencanakan dan menerapkan prosedur tanggap darurat di perusahaan.

Dapat Anda bayangkan jika Anda sebagai pengusaha menjalankan sebuah bisnis dan tidak memiliki perencanaan tanggap darurat, hal ini terlalu berisiko jika Anda kehilangan segalanya hanya dalam semalam.

3. Apa itu perencanaan tanggap darurat?

Perencanaan atau rencana tanggap darurat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan tim manajemen dan pekerja yang bertujuan untuk mengantisipasi datangnya keadaan darurat sehingga semua orang di tempat kerja mengetahui hal-hal apa saja yang harus dilakukan untuk selamat.

Tujuan perencanaan tanggap darurat ini adalah untuk membimbing setiap individu yang berada pada situasi kecelakaan atau keadaan darurat guna mencegah atau meminimalkan cedera, kerusakan aset serta kerugian material. Dapat juga mencegah atau meminimalkan dampak lingkungan akibat kecelakaan atau keadaan darurat tersebut.

4. Hal apa saja yang harus ada dalam perencanaan tanggap darurat?

Ketika Anda mengembangkan perencanaan tanggap darurat di perusahaan, hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengidentifikasi potensi bahaya yang kemungkinan terjadi di tempat kerja, yang dapat menimbulkan keadaan darurat. Jika Anda memiliki lebih dari satu area kerja dengan kegiatan berbeda-beda, maka setiap lokasi harus memiliki rencana tanggap darurat.

Menurut OSHA, perencanaan tanggap darurat minimal harus mencakup hal-hal sebagai berikut:

  • Prosedur pelaporan kecelakaan, kebakaran, atau keadaan darurat lainnya
  • Kebijakan dan prosedur evakuasi, mencakup jalur evakuasi, tim evakuasi (floor warden) di setiap lantai, denah evakuasi atau sarana evakuasi lainnya.
  • Skema atau daftar nomor telepon penting yang harus dihubungi saat keadaan darurat
  • Prosedur tindakan darurat mulai dari pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat, dan pasca kejadian. Prosedur juga mencakup pembahasan tentang peralatan darurat, peralatan pemadam kebakaran, alarm, peralatan P3K, hingga prosedur emergency shutdown. Sistem emergency shutdown adalah suatu sistem yang digunakan dalam industri perminyakan sebagai sistem pelindung (safety) dari bahaya-bahaya seperti kebakaran, dan tekanan berlebih yang dapat menyebabkan ledakan. Biasanya sistem ini beroperasi apabila keadaan darurat dengan mematikan sistem proses.
  • Susunan tim tanggap darurat mencakup koordinator, tim evakuasi, petugas P3k, dan petugas lain yang diperlukan.

Penentuan lokasi tempat berkumpul (assembly point) dan prosedur pelaporan yang menyatakan bahwa semua pekerja sudah dievakuasi juga perlu dipertimbangkan.

5. Bagaimana cara memberitahu atau mengingatkan pekerja dan penghuni bangunan lain saat terjadi keadaan darurat?

Perencanaan tanggap darurat yang dibuat harus mencakup cara memperingatkan atau memberitahu seluruh pekerja, tamu dan pihak yang berada di dalam gedung tentang terjadinya keadaan darurat. Langkah-langkah yang sebaiknya Anda lakukan antara lain:

  • Memasang alarm sebagai tanda terjadinya keadaan darurat dan pastikan seluruh pekerja mengetahui sinyal alarm keadaan darurat
  • Merancang sistem komunikasi darurat untuk menyampaikan informasi keadaan darurat dan menghindari kesimpangsiuran informasi
  • Memastikan bahwa alarm dapat didengar dan kotak alarm dalam keadaan baik dan lokasinya bebas hambatan. Pastikan pekerja yang menemukan keadaan darurat harus membunyikan alarm.

6. Apa saja langkah dalam menyiapkan perencanaan tanggap darurat?

Menyiapkan perencanaan tanggap darurat harus disesuaikan dengan kondisi serta kebutuhan yang ada di tempat kerja Anda. Secara umum, langkah-langkah menyiapkan rencana tanggap darurat terbagi menjadi lima, diantaranya:

  • Identifikasi bahaya yang berpotensi menimbulkan keadaan darurat − Anda harus mengidentifikasi secara spesifik akan potensi bahaya berdasarkan tipe kegiatannya. Sebagai contoh, jika Anda bekerja di perkantoran, maka kebakaran merupakan potensi risiko yang bisa terjadi.
  • Langkah-langkah pencegahan − Tindakan pencegahan harus dirancang secara detail dan jelas untuk setiap jenis potensi bahaya. Misalnya membuat langkah pencegahan kebakaran, ledakan, atau tumpahan bahan kimia.
  • Perencanaan tanggap darurat − Perusahaan harus menentukan satu atau lebih perencanaan darurat yang didasarkan pada kompleksitas serta kebutuhan. Pastikan semua pekerja mengetahui perencanaan tanggap darurat ini. Penting bagi mereka untuk mengetahui tindakan pencegahan dan apa yang harus dilakukan saat keadaan darurat terjadi.
  • Pelatihan dan uji coba − Perusahaan harus melatih para pekerjanya tentang langkah-langkah pencegahan dan perencanaan tanggap darurat. Pelatihan secara berkala harus dilakukan untuk memastikan pekerja melakukan tindakan sesuai dengan perencanaan darurat yang ditetapkan.
  • Evaluasi dan perbaikan − Anda harus memperhitungkan kesenjangan antara perencanaan tanggap darurat dan hasil uji coba yang telah dilakukan. Bila dalam perencanaan tanggap darurat masih terdapat kekurangan atau tidak sesuai yang diharapkan, maka perbaikan dalam perencanaan tanggap darurat perlu dilakukan.

7. Bagaimana cara membuat prosedur dan menentukan jalur evakuasi?

Sebuah prosedur evakuasi yang tidak jelas dapat menimbulkan kebingungan, cedera, dan kerusakan aset perusahaan. Itulah sebabnya ketika mengembangkan perencanaan tanggap darurat, penting bagi Anda untuk menentukan hal-hal sebagai berikut:

  • Menentukan kondisi apa saja yang memerlukan evakuasi
  • Menentukan tim evakuasi / floor warden (kapten lantai) untuk membantu proses evakuasi berjalan lancar dan aman
  • Prosedur evakuasi yang jelas dan rinci, termasuk penentuan jalur dan jalan keluar menuju tempat berkumpul. Jalur evakuasi harus mudah dipahami, tidak rumit, dan mudah diakses. Jalur evakuasi yang digunakan harus memuat tanda petunjuk arah keluar dan dilengkapi sarana pendukung lainnya.
  • Prosedur evakuasi harus membantu penyandang disabilitas
  • Mempertimbangkan kebutuhan transportasi untuk evakuasi banyak pekerja.

8. Apa peran koordinator tanggap darurat dan tim evakuasi dalam keadaan darurat?

Ketika menyusun perencanaan tanggap darurat, Anda mungkin memilih individu yang bertanggung jawab untuk memimpin dan mengkoordinasikan rencana tanggap darurat dan evakuasi. Sangat penting bagi pekerja untuk mengetahui siapa yang menjadi koordinator dan memahami bahwa petugas tersebut memiliki wewenang untuk membuat keputusan selama keadaan darurat.

Koodinator rencana tanggap darurat bertanggung jawab untuk:

  • Menilai situasi untuk menentukan apakah keadaan darurat membutuhkan aktivasi prosedur darurat
  • Mengawasi semua upaya penanggulangan keadaan darurat di seluruh area, termasuk kegiatan evakuasi
  • Mengkoordinasikan layanan darurat dengan pihak luar, seperti bantuan medis dan departemen pemadam kebakaran setempat dan memastikan bahwa mereka tersedia dan diberitahu bila diperlukan
  • Mengarahkan penutupan operasional pabrik apabila diperlukan.

Selain koordinator rencana tanggap darurat, mungkin Anda juga perlu menentukan tim evakuasi atau floor warden untuk membantu evakuasi para pekerja, tamu dan pihak lain yang ada di lingkungan perusahaan ke tempat yang lebih aman (assembly point). Umumnya, setiap satu floor warden (kapten lantai) disediakan untuk mengevakuasi 20 orang dan mereka harus selalu siap setiap saat selama jam kerja. Pastikan kapten lantai memahami tugas dan tanggung jawabnya dalam proses evakuasi.

9. Pertolongan medis seperti apa yang harus dipersiapkan saat keadaan darurat?

Jika perusahaan Anda tidak memiliki program kesehatan formal, Anda tetap perlu merancang cara-cara untuk memberikan pelayanan medis dan pertolongan pertama saat keadaan darurat terjadi. Jika fasilitas medis tersedia dekat tempat kerja Anda (pihak ketiga di luar perusahaan), Anda dapat bekerja sama dengan mereka untuk menangani kasus-kasus darurat.

Bila hal tersebut tidak memungkinkan, pastikan pekerja yang Anda tunjuk sebagai tim P3K telah melakukan pelatihan P3K yang memadai. Konsultasikan dengan ahli P3K atau petugas medis tentang sarana dan prasarana P3K apa saja yang sebaiknya ada di lingkungan perusahaan untuk persiapan keadaan darurat.

10. Jenis pelatihan tanggap darurat seperti apa yang dibutuhkan pekerja? Seberapa sering pelatihan diberikan?

Perencanaan dan penyusunan program pelatihan merupakan kunci keberhasilan dalam pelaksanaan ke depannya. Pertama, Anda harus mengidentifikasi kebutuhan pelatihan. Untuk menentukan kebutuhan pelatihan, ada beberapa hal yang perlu Anda pertimbangkan antara lain ukuran tempat kerja, jumlah tenaga kerja, aktivitas kerja, material yang ditangani, dan ketersediaan sumber daya di dalam atau di luar tempat kerja.

Umumnya, pelatihan tanggap darurat bagi pekerja mencakup hal-hal sebagai berikut:

  • Peran dan tanggung jawab individu/ pekerja yang ditunjuk jadi tim tanggap darurat
  • Ancaman, bahaya, dan tindakan protektif yang harus dilakukan
  • Prosedur pemberitahuan, peringatan, dan komunikasi
  • Prosedur tanggap darurat
  • Prosedur evakuasi
  • Lokasi dan penggunaan alat pemadam kebakaran, kotak alarm, pintu darurat, alat bantu pernapasan, tempat membilas mata, dan semua peralatan darurat lain
  • Prosedur emergency shutdown.

Anda juga bisa menambahkan pelatihan pertolongan pertama, termasuk resusitasi jantung paru, tindakan pertolongan pada gangguan kesadaran, gangguan pernapasan, syok dan pingsan, keracunan, dll.

Setelah semua pekerja mendapatkan pelatihan tanggap darurat yang memadai, Anda bisa mengadakan pelatihan secara berkala tergantung besaran risiko yang ada di perusahaan Anda. Melalui pelatihan tersebut, Anda dapat mengukur efektivitas rencana tanggap darurat yang telah Anda buat dan melakukan perbaikan berkelanjutan.

Seluruh prosedur tanggap darurat mencakup pra kejadian, saat terjadi keadaan darurat hingga pasca kejadian harus dikomunikasikan penuh dan dipahami oleh seluruh pekerja sehingga dapat diperoleh pencapaian kondisi terkendali dan aman. Bagaimana dengan perencanaan tanggap darurat di perusahaan Anda?\

Sumber: safetysign.co.id

Demikianlah pembahasan singkat mengenai 10 Poin Penting Yang Harus Dipahami Pekerja Tentang Perencanaan Tanggap Darurat. Jika anda membutuhkan Pompa, Selang, Aksesoris Pemadam Kebakaran, Perbaikan, Maintenance dan Penyediaan Sparepart, silahkan menghubungi kami melalui:

Email: sales@swb.co.id

Telepon: +62 877 9019 6185/ +62 821 7174 8877 / +62 811 7554 885 / Whatsapp

Bagikan Halaman:
Tanyakan Solusi Pemadam Kebakaran Anda Kepada Kami. Hubungi Kami